Telepon Mama
Minggu, 21 Januari 2018, 21:00 PM
Tadi siang aku teleponan sama mama. Telepon rutin tiap minggu seperti biasa. Tiga jam berlalu dengan random talk seperti biasa juga. Semua yang "seperti biasa" itu pun seperti biasa memberiku semacam semangat dan mencetuskan rasa syukur. Karena yang kudapat dari semua percakapan itu, kesimpulan yang kudapat adalah ibuku luar biasa menyayangiku.
Rasa sayang yang seringkali memberiku kekuatan di saat-saat aku merasa begitu payah dipermainkan hidup ini. Seringkali merasa tak berdaya. Merasa seperti tak layak untuk berada di sini, tak layak untuk mendapatkan kasih sayang. Tetapi apa? Mamaku, sangat menyayangiku. Aku yang kadang dalam hati ingin berkata, "Ma, aku mungkin tak sebaik itu? Aku tak sepandai yang kau kira? Aku mungkin tak sehebat yang kau percaya?" Tapi tidak, mamaku menganggapku sebaik, sepandai, dan sehebat itu. Ia menyayangiku. Mendoakanku. Membuatku bahagia dan berarti.
Allah sungguh Maha Baik. Memberiku orang tua seperti yang kupunya. Allah sungguh baik memberiku mama yang baik. Allah sungguh Maha Baik. Tetapi aku seringkali tak baik. Sering lupa bersyukur. Menyia-nyiakan waktu. Ya Allah.. hamba mohon ampunanMu..
Ampunilah hamba, kedua orang tua hamba, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku sewaktu aku kecil.. Aamiin ya robbal 'alamin
🙇🙇🙇
Mari sayangi kedua orang tua kita. Tanpa mereka memang kita bisa apa? Mereka banyak sekali berkorban. Merekalah (selain Allah), yang akan tetap tinggal di saat semua orang mungkin akan meninggalkan kita.
Tadi siang aku teleponan sama mama. Telepon rutin tiap minggu seperti biasa. Tiga jam berlalu dengan random talk seperti biasa juga. Semua yang "seperti biasa" itu pun seperti biasa memberiku semacam semangat dan mencetuskan rasa syukur. Karena yang kudapat dari semua percakapan itu, kesimpulan yang kudapat adalah ibuku luar biasa menyayangiku.
Rasa sayang yang seringkali memberiku kekuatan di saat-saat aku merasa begitu payah dipermainkan hidup ini. Seringkali merasa tak berdaya. Merasa seperti tak layak untuk berada di sini, tak layak untuk mendapatkan kasih sayang. Tetapi apa? Mamaku, sangat menyayangiku. Aku yang kadang dalam hati ingin berkata, "Ma, aku mungkin tak sebaik itu? Aku tak sepandai yang kau kira? Aku mungkin tak sehebat yang kau percaya?" Tapi tidak, mamaku menganggapku sebaik, sepandai, dan sehebat itu. Ia menyayangiku. Mendoakanku. Membuatku bahagia dan berarti.
Allah sungguh Maha Baik. Memberiku orang tua seperti yang kupunya. Allah sungguh baik memberiku mama yang baik. Allah sungguh Maha Baik. Tetapi aku seringkali tak baik. Sering lupa bersyukur. Menyia-nyiakan waktu. Ya Allah.. hamba mohon ampunanMu..
Ampunilah hamba, kedua orang tua hamba, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku sewaktu aku kecil.. Aamiin ya robbal 'alamin
🙇🙇🙇
Mari sayangi kedua orang tua kita. Tanpa mereka memang kita bisa apa? Mereka banyak sekali berkorban. Merekalah (selain Allah), yang akan tetap tinggal di saat semua orang mungkin akan meninggalkan kita.
Comments
Post a Comment